Diposkan pada Nusantara Class

Thoriqoh Tesisiyah

10402707_402060636624822_1903906072792398845_nSebagaimana thoriqoh pada umumnya, Tesisiyah sendiri merupakan sebuah proses panjang yang harus dilalui oleh para jamaahnya. Thoriqoh Tesisiyah begitu populer di Indonesia bahkan di dunia. Setiap tahun jamaahnya kian banyak, didominasi para pemuda-pemudi yang sedang galau memikirkan masa depan. Saya sendiri berbaiat Thoriqoh Tesisiyah ini di bulan oktober tahun 2014, beserta ratusan pemuda-pemudi galau lainnya di kawasan pesisir utara Jawa Tengah.

Tesisiyah merupakan panggilan jiwa. Tidak semua orang dapat mendengar panggilan untuk ngelakoni Thariqoh Tesisiyah tersebut, namun ketika panggilan tersebut sudah masuk meresap di dalam qolbu seseorang, maka menjadi jamaah Thoriqoh Tesisiyah adalah suatu kewajiban. Suka atau tidak, senang atau tidak, Tesisiyah adalah kewajiban yang pasti harus dijalani dengan tingkat validitas yang sudah terukur dengan pasti.

Mursyid pada Thariqoh Tesisiyah beranekaragam jenisnya, mulai dari yang seneng berdiam diri di laboratorium (red: sebuah ruangan khusus), yang jadi pejabat, hingga yang berpura-pura nyamar menjadi Tenaga Kerja Wanita (red: dosen Kualitiatif). Ketika seseorang berbaiat menjadi jamaah Thoriqoh Tesisiyah, maka ia akan didampingi oleh dua orang Mursyid atau pembimbing.

Thoriqoh mengajarkan berdisiplin dan menjaga adab atau etika. Ajaran Tesisiyah pun mengajarkan disiplin tingkat tinggi. Bagaimana tidak, ketika seorang mursyid meminta bimbingannya (red: muridnya) untuk datang bimbingan jam 15.00 sedang ia diberitahu jam 14.30, maka sang murid harus hadir tepat waktu, nunggu di depan “ndaleme” sang mursyid. Begitu juga dengan adab, apapun permintaan sang mursid, sang murid harus mematuhi tanpa ada kata bantahan sedikitpun, misal meminta data lapangan tambahan (red: amalan Tesisiyah), membuka jurnal terindeks “scopus” (red: salah satu kitab Tesisiyah berbahasa non-arab), hingga mencari “gap” tambahan (red: entahlah, teman saya sampai dibuat menangis ketika diminta mencari “gap” tambahan oleh pembimbingnya).

Terkadang Mursyid temanku lebih mudah memberikan kelulusan (red: lebih baik). Yah, kata-kata tersebut sudah tidak asing terdengar, memang benar antara individu yang satu dengan yang lainnya memiliki perjalanan yang berbeda untuk bisa lulus ujian. Adakalanya yang jarang bimbingan cepat ACC (red: istilah lulus ujian kenaikan tingkat), ada juga yang rajin bimbingan malah gak ACC ACC, namun itulah seninya, di mana kesabaran kita sedang diuji. Hal tersebut terjadi karena masing-masing mursyid memiliki hikmah tersendiri dalam memandang masa depan bimbingannya, bukankah sang mursyid lebih memahami ilmu hikmah ketimbang para bimbingan?

Amalan dalam Thariqoh Tesisiyah itu “ngeri-ngeri sedap” karena harus begadang hingga pagi mengerjakan revisi (red: istilah amalan Thariqhoh Tesisiyah). Tidak jarang para jamaah pemula jatuh sakit ketika melaksanakan revisi pertama mereka. Setelah revisi maka sang murid akan di ACC oleh sang pembimbing, selanjutnya akan ada ujian Proposal (red: ujian amaliyah hasil revisi), setelah lulus sang murid akan diterjunkan ke dalam lingkungan sosial lintas strata tergantung kesepakatan antara sang murid dan pembimbing. Contohnya saya, InsyaAllah akan diterjunkan ke tiga wilayah strata sosial yang berbeda oleh Mursyid Saya.

Golongan apa saja yang bisa mengikuti Thoriqoh Tesisiyah? Tesisiyah bebas golongan, mau NU, NW, Syiah, Muhammadiyah, Wahabi, Watu Telu, dll. Semuanya bisa menjadi jamaah Tesisiyah, tentu saja Syarat dan ketentuan berlaku. Tenang saja, menjadi jamaah Thoriqoh Tesisiyah tidak akan membuat seseorang keluar dari golongannya. Bahkan, Thoriqoh Tesisiyah ini merupakan sebuah jalan yang lebar yang menampung jamaah dari lintas Agama, Golongan, Suku dan Bangsa. Sebagaimana angkatan saya yang terdiri dari lintar Agama, Golongan, Suku dan Bangsa dalam arti yang sebenarnya.

Well, semoga angkatan kelas Nusantara bisa lulus ujian Tesisiyah di tahun ini.

Penulis:

| اِلَهِى اَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ | Pemuda Sasak | Sarungan | Ngelmu ning Semarang | an ethnobotanical researcher: Medicinal plants |

Satu tanggapan untuk “Thoriqoh Tesisiyah

Tinggalkan komentar